Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Trilogi Pembangunan Orde Baru: Pengertian, Kebijakan, dan Dampak

Gambar
Peran politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sudah berkali-kali mengalami masa pasang surut dari waktu ke waktu. Politik memiliki banyak makna, salah satu  makna tersebut dikemukakan Coser et al. (1987): “Politics as process of deciding ‘who gets what, when, and how’”.  Politisi yang terdiri dari legislatif dan eksekutif inilah yang mengamalkan proses tersebut.  Politisi yang menerapkannya sebenarnya memiliki maksud ingin memiliki kekuasaan.  Di masa tertentu, politik merupakan panglima perang, tetapi di masa tertentu pula politik dilupakan.  Awal mulanya politik merupakan sebuah cara dalam mencapai kemerdekaan. Politisi ingin mencapai kemerdekaan dengan cara mendirikan partai politik maupun mendirikan organisasi.  Politisi sebelum kemerdekaan banyak yang ditangkap dan ditahan atau bahkan diasingkan. Pada periode sebelum kemerdekaan politik dilandasi idealisme, semuanya berpusat kepada kemerdekaan. Kondisi seperti ini terus berlangsung hingga masa orde lama paruh kedua tahun 1

Doktrin Angkatan Laut Jepang Pasca Tsushima

Gambar
  a.        Sato Tetsutaro Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam kebijakan Angkatan Laut Jepang saat itu adalah Sato Tetsutaro (1866-1942). Ia merupakan otak dari Angkatan Laut Jepang. Karirnya dimulai saat perang Sino-Jepang dan berpengalaman di Pertempuran sungai Yalu di atas kapal Amagi . Sebelumnya, ia pernah menghasilkan tesis mengenai Invasi Jepang ke Korea pada abad ke-16 berjudul kokubo shitetsu (Pandangan pribadi mengenai pertahanan) yang mana menekankan bahwa kekuatan Angkatan Laut lebih penting daripada Angkatan Darat sebagai pertahanan Kekaisaran Jepang   (David C. Evans, 1997, hal. 135) . Tahun 1899, Yamamoto Gombei sebagai Laksamana Angkatan Laut mengirim Sato menuju Inggris untuk studi mengenai strategi Angkatan Laut. Sato sepulang dari Inggris langsung menuju ke Amerika Serikat selama 6 bulan untuk riset lalu pulang ke Jepang pada tahun akhir tahun 1901. Setelah kepulangannya, Yamamoto memerintahkan untuk menyusun manifesto untuk mendapatkan dana lebih dar