Review Drama Korea Road No. 1, Cinta Segitiga dalam Perang Korea


Drama ini diproduksi dengan maksud memperingati 60 tahun terjadinya Perang Korea. Layaknya di Indonesia dengan tagline "G30S/PKI", Korea Selatan mengingatnya dengan tagline "6.25". 

Road No. 1 kemudian diproduksi oleh MBC. Drama ini sebenarnya sangat mengacu pada periodesasi. Keduanya sangat baik bila ditonton, selain menyuguhkan akting yang spektakuler, "bumbu-bumbu" romansa sangat kental di drama ini.

Road No. 1 berangkat dari sebuah cinta segitiga antara Lt. Lee Jung Woo bersama Kim So Yeon kemudian bersitegang dengan cinta Lt. Shin Tae Ho pada So Yeon.

Secara garis besar, kisah mereka merekah sebelum Perang Korea yakni, pertempuran perbatasan 1948. Tak dinyana, Lee Jang Woo divonis tewas dalam pertempuran itu, sehingga membuahkan cinta yang terbalas bagi Shin Tae Ho. 

Pada 24 Juni 1950, Lee Jang Woo ternyata selamat dan pulang. Nahas, Shin Tae Ho pun akan melangsungkan pernikahan dengan Kim So Yeon esoknya. 

Kim So Yeon selanjutnya kaget ketika melihat Jang Woo masih hidup, dan cinta pun bersemai kembali. Karena cemburu, Tae Ho tak ingin membiarkan itu.

Cinta segitiga itu setelahnya makin kalut setelah, pecahnya Perang Korea. Jang Woo dan Tae Ho sama-sama kuat menginginkan So Yeon. Namun, pecahnya perang pukul empat pagi itu, membuat mereka damai sementara. 

Sejatinya, Tae Ho bertambah murka setelah tahu bahwasanya So Yeon mengikuti jejak kakaknya yang simpatisan Korea Utara. 

Shin Tae Ho dan Jang Woo tergabung dalam suatu unit yang sama yakni, Kompi Kedua garnisun Kota Youngchun. Sementara itu, So Yeon pergi menyelamatkan diri ke selatan.

Kompi Kedua, berlatar mulai dari Youngchun, pertahanan Sungai Nakdong dan Kota Busan, penguasaan Kota Pyongyang dan ditarik mundur ke Seoul sementara lalu, kembali ke awal di Youngchun. Antara Tahun 1948, 1950 s.d. 1951. 

Road No. 1 menjadi topik utama dalam drama ini sehingga dibubuhkan menjadi tajuk drama. Adalah sebuah jalan yang mana menghubungkan antara Seoul sampai Pyongyang melewati Youngchun dengan penuh kenangan. 

Kompi Dua silih berganti, banyak yang datang juga banyak yang berganti sepanjang pertempuran. 

Drama ini mengisahkan sebuah pengalaman yang getir antara menyerang dan mundur dari musuh. Keduanya sangat beresiko tinggi untuk mati namun, kekuatan cinta membuat mereka selamat hingga akhir cerita.

Akhirnya, cinta segitiga dengan kemasan cerita sejarah dan bencana kemanusiaan ini benar-benar menyihir pemirsa. Tidak hanya perasaan pemirsa yang "digoyang".

Suguhan alur dan latar cerita, semakin menambah khazanah pengetahuan kita akan nafsu dan hasrat jahat manusia yang membuat 5 juta orang tewas begitu saja dalam waktu 3 tahun. Miris, karena Perang Korea pecah hanya 5 tahun sejak Perang Dunia II yang maha dahsyat.

Penulis: Muhammad Ath Thaariq

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trilogi Pembangunan Orde Baru: Pengertian, Kebijakan, dan Dampak

Misteri Pesugihan Pohon Ketos di Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten

Perpecahan Sosial Politik India Setelah Masuknya Islam