Historiografi Pendidikan di Negara Australia



Oleh: Abdul Aziz Syafiqurrahman

Sebelum pembahasan tentang konsep historiografi pendidikan di negara Australia, sebaiknya harus lebih mengenal sedikit tentang sistem pemerintahan di Australia, dikarenakan dalam setiap kebijakan politik atau kewenangan negara akan selalu berdampak ke dalam pendidikan.

Setelah mengetahui sedikit pemerintahan Australia, maka akan dibahas bagaimana kurikulum pendidikan di negara Australia. 

Kurikulum pendidikan memiliki sebuah tujuan yang ingin dicapai untuk memajukan negara Australia yang akan berhubungan dengan bagaimana pemerintah dan para guru mengembangkan historiografi pendidikan di negara Australia.

Sistem Pemerintahan Australia

Sistem pemerintahan Australia adalah negara federal yang benar-benar terbentuk pada tahun 1901 yang diperjuangkan jauh sebelum tahun 1901. 

Pemerintah federal Australia menggabungkan dua contoh negara penganut sistem federal yang mendapatkan kesimpulan bahwa negara Australia pembuat kebijakan. 

Pemerintah federal memegang kebijakan kekuasaan eklusif yang dijalankan tanpa campur tangan negara bagian.Yang kedua adalah kekuasaan bersama yang bekerja sama dengan negara bagian. Yang ketiga adalah kekuatan sisa yang mengatakan semua kekuasaan yang tidak tercantum dalam kebijakan pemerintah federal diberikan kepada pemerintah negara bagian. 

Berikut pembagian tugas yang diberikan kepada pemerintah federal meliputi hal pertahanan,bea dan cukai, hubungan luar negeri, perdagangan luar negeri, pos dan telegraf, imigrasi, dan pelayaran. 

Sedangkan pemerintah negara bagian mendapatkan kebijakan di bidang pendidikan, pembinaan hukum dan ketertiban di masyarakat, penjualan tanah dan proyek, kesehatan, dan masih banyak lagi. Akan tetapi tetap ada komunikasi dan kerjasama antara kedua pemerintahan.

Sistem Pendidikan di Australia

Australia memberikan penamaan Kindergaten sebagai awal dalam pendidikan atau lebih familiar di Indonesia adalah Taman Kanak-kanak. 

Usia dalam kindergarten berkisar 4,5 tahun sampai 5,5 tahun yang nantinya diwajibkan bersekolah sampai usia 15 atau 16 tahun. Kemudian jenjang yang lebih tinggi dimulai dari kelas 1 sampai kelas 12. 

Dalam sistem pendidikan Australia diwajibkan bagi setiap individu untuk mengikuti pendidikan dasar dan menengah sebagai syarat wajib melanjutkan pendidikan tinggi yang diberikan banyak pilihan. Pendidikan Australia dapat kita golongkan menjadi lima tingkatan,yakni: 

A)Sekolah Dasar (Primary School), sering disebut juga taman kanak-kanak yang berjenjang dari kelas 6 ataupun kelas 7. 

B) Sekolah Menengah (secondary or High School),kelas 7 atau 8 sampai kelas 10. C) pendidikan kejuruan dan pelatihan, D) Senior high school, yang dimulai dari kelas 11 sampai kelas 12. E) jenjang pendidikan tinggi.

Dalam otoritas kebijakan pendidikan di Australia diambil alih oleh negara bagian dengan tetap bekerjasama dan berkomunikasi dengan pemerintahan pusat. 

Dalam perumusan pelaksanaan pendidikan dasar dan menengah seorang menteri pendidikan akan bekerja sama dengan departemen pendidikan. 

Dalam hal pemberian bantuan dana sebagai tujuan-tujuan pendidikan khusus di negara Australia diberikan kepada sebuah lembaga bernama Commonwealth Schools Comission, serta diberikan kepada Commonwealth Tertiary Education Comission. 

Kebijakan yang menyangkut tingkat Commonwealth dipegang oleh seorang Menteri pendidikan. Universitas dan institusi CAE merupakan sebuah lembaga otonomi yang dilindungi undang-undang dan pendanaan diberikan oleh bagian Commonwealth. 

Kurikulum pendidikan diberikan tanggung jawab kepada masing-masing sekolah. Akan tetapi pusat tetap memiliki sebuah lembaga berfungsi sebagai menyusun pedoman kurikulum yang dinamakan Pusat Pengembangan Kurikulum (Curriculum Development Centre) yang didirikan oleh pemerintah Commonwealth dalam tahun 1975. 

Curriculum Framework yang digunakan Australia dalam menyiapkan datangnya abad XXI. Semboyannya berbunyi “Educating Our Children to succeed in the 21 th Century”. Pengembangan kurikulum ini telah banyyak melibatkan semua stakeholder pendidikan sehingga kurikulum sesuai dengan tujuan negara dan zaman.

Penyebab terbentuknya kurikulum tersebut dikarenakan 8 kondisi dalam negara Australia. yakni:
1)keragaman budaya,2) perubahan struktur keluarga,3)laju perubahan teknologi yang cepat,4) masalah lingkungan global,5) perubahan sifat kondisi sosial, 6) perubahan di tempat kerja,7) ketergantungan dalam ekonomi global, dan 8) standar hidup yang tidak pasti. 

Dari sinilah masyarakat Australia memahami untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan negara Australia yang mulai homogen. Sehingga kurikulum pendidikan disusun sebagai solusi dari 8 permasalahan tersebut. 

Historiografi Pendidikan di Australia

Historiografi adalah suatu pengembangan sejarah untuk dituangkan ke dalam kepenulisan dan publikasi sebagai disiplin akademis. Historiografi terbagi menjadi tiga jenis, Yaitu Historiografi tradisional,colonial.dan nasional atau modern. Adapun nanti kepenulisan historiografi kurang lebih ada structural,naratif, dan campuran.

Australia dalam hal kurikulum pendidikan sejarah dikelompokkan menjadi dua, yakni pengetahuan dan pemahaman tentang persitiwa sejarah dengan dibarengi keterampilan sejarah. Pemahaman dan pengetahuan dilakukan sejak di bangku taman kanak-kanak sampai kelas 2. Akan tetapi sebatas dalam mencermati cerita yang bersumber dari keluarga dan orang disekelilingnya.

Peningkatan dilakukan pada saat kelas 3 sampai kelas 6 yang cakupannya ke regional dan nasional dengan membahas kehidupan sebelum thaun 1800 di Australia, pembangunan negara Australia dan hubungan dengan negara lain.

Negara Australia dalam penyusunan kurikulum pendidikan sejarah lebih mementingkan aspek kognitif yang mencakup pengetahuan dan pemahaman dan kemampuan melaksanakan penelitian suatu persitiwa sejarah.

Dalam penyusunan buku teks pelajaran memberikan satu buku khusus dalam setiap jenjang. Dalam hal penyusunan buku teks pelajaran menggunakan pendekatan naratif modern. Yaitu sebuah teks yang disesuaikan dengan kapasitas pembaca dan pengarang buku mudah dalam mengarahkan tujuan kognitif dalam kurikulum pendidikan. 

Penggunaan Bahasa yang sesuai dengan kapasitas siswa memiliki alasan supaya pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dan dipraktekkan dalam keseharian. Tujuan kognitif negara Australia sendiri adalah sampai ketingkatan memahami fenomena historis.

Model pendekatan naratif modern ini lebih khusus lagi menggunakan kombinasi antara urutan kejadian dan tema. Pola tersebut dapat dilihat dari buku History Alive 10 karangan Robert Darlington yang dipakai murid kelas 10. 

Buku-buku sejarah sebagai pelajaran di sekolah diberikan kalimat-kalimat yang singkat supaya dapat meraih level kognisi tertinggi, yakni evaluasi. 

Pengembangan supaya mencapai level kognisi tertinggi diimbangi dengan tugas terstruktur yang terbagi menjadi lima macam, yakni 1) kronologis,istilah, dan konsep, 2) penjelasan dan komunikasi, 3) analisis dan penggunaan sumber,4) pertanyaan dan penelitian sejarah, 5) perspektif dan interpretasi.

Australia memakai pendekatan naratif daripada structural dikarenakan tidak menginginkan siswanya terjebak dalam etnolinguistik yang tidak dipahami dan tidak memahami berbagai konsep,teori, dan generalisasi dari ilmu bantu sejarah yang nantinya berdampak pada siswa bergantung pada hafalan kata per kata. Sehingga pendekatan naratif lebih cocok sebagai teman dialog siswa. 

Historiografi pendidikan Australia mengedepankan bahwa bangsa Australia memiliki pemikiran terbuka dan menjadi masyarakat yang lebih berkualitas.

Sumber: 

Purwanta, H. (2015). Kajian perbandingan historiografi pendidikan di Amerika Serikat, Australia, dan Indonesia. Paramita: Historical Studies Journal, 25(2),154-168 https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/5201

Isri, S. (2015). Konsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif danAplikatif terhadap Mutu Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan Islam, 4(1), 25-63 
https://core.ac.uk/download/pdf/208286857.pdf

Siboro, J. (1996) SEJARAH AUSTRALIA. Bandung: Tarsito Bandung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trilogi Pembangunan Orde Baru: Pengertian, Kebijakan, dan Dampak

Misteri Pesugihan Pohon Ketos di Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten

Perpecahan Sosial Politik India Setelah Masuknya Islam